Laman

Sabtu, 26 Februari 2011

LIGA KOMPETISI Masyarakat Desa Miskin dan Tertinggal Kecamatan Sipahutar Anggaran PNPM MP Tahun 2010


Sipahutar - Tapanuli Utara,
PNPM MP Kecamatan Sipahutar Tahun Anggaran 2010 pada mulai bulai Mei sampai Juli meggelar proses fasilitasi realisisasi kompetisi dukung Masyarakat Desa Miskin dan Tertinggal, Fasilitator Teknik Kecamatan Sipahutar ‘Aslina Siahaan’  dalam wawancara  dengan  Tim Kreatif Hotline Tapanuli Fm dalam acara  pertemuan Musyawarah Antar Desa / MAD I bulan lalu lalu 5/5 mengatakan, bahwa  kegiatan ini seperti ibaratnya liga kompetisi sepak bola.


Jadi ini bisa dikatakan “LIGA  KOMPETISI   PNPM MP”  Untuk Masyarakat Desa Miskin dan Tertinggal, karena memang  masing masing  desa berkompetisi di desanya dan setelah itu berkompetisi dengan desa lain untuk mendapatkan kemenangan dalam usulan kegiatannya, ini karena  PNPM MP tidak mampu mendanai  semua kegiatan yang diusulkan desa, oleh sebab keterbatasan Anggaran.

Aturan main telah ditetapkan dalam  PNPM MP di seluruh Indonesia  seperti persyaratan pertama menjadi peserta liga kompetisi ini peserta  harus mengusulkan proposal, dan proposal atau usulan harus datang dari desa, tak diperkenankan usulan dari  desa lain, Dan peserta harus dapat undangan resmi dan mengikuti / MAD 1  untuk  mengetahui yaitu sosialisasi optimalisasi dan iven -kegiatan  yang akan digelar selanjutnya.

Dan untuk memastikan peserta ikut dalam liga ini. pelaku pelaku PNPM MP antara lain fasilitator  kecamatan dan fasilitator teknik akan datang lansung  ke desa menghadiri dan membekali peserta liga di Musyawarah Desa /MD karena di setiap desa  harus membuat usulan untuk kepentingannya  dan bermamfaat didesanya

Aslina Siahaan’  kembali mengatakan  bahwa ; Liga MD menjadi ajang kompetisi putaran pertama. peserta bisa merupakan kelompok tunggal seperti SPP maupun kelompok Campuran ditingkat desa, pemenangnya kompetisi putaran pertama ditingkat desa  akan dapat pembekalan kembali untuk mesinergikan upaya memasuki seperempat final liga PNPM di arena MAD II dan liga ini berlansung di tingkat kecamatan, karena proses untuk menjadi pemenang harus berkompetisi dengan desa lain.

dari mulai awal proses diatas kompetisi  harus transparan dan demokratis serta akutanbel dan untuk proses agar dapat  penilaian yang riil  Panitia PNPM Mandiri Pedesaan dalam pelaksananan  kompetisi seperempat final di MAD II akan segera membentuk Tim Verifikasi yang akan diutus dengan mandat resmi tusla atau sebutan dan kepanjangan  turun langsung Kelapangan membuat penileian  kegiatan yang diusulkan  peserta MD dari desa tersebut tidak ada pemain bayaran dari desa lain.

Bukan hanya itu menilai cros cek peserta liga kompetisi melihat lansung kelapangan  untuk memastikan kepastian dan tidak ada rekayasa permainan dengan tim Verifikasi akan mewawancarai masyarakat setempat menilai juga apakah peserta kompetisi memang telah siap nantinya untuk melaksanakan amanah seandainya peserta keluar sebagai pemenang, Sekali lagi pesyaratan yang penting di liga kompetisi  harus mentaati dari awal kesepakatan yang telah disepakati sampai final, dan telah mendapat didukung  penuh secara  moral, swadaya dan partisipasi dari masyarakat desa maka bukti-bukti lapangan menjadi indikator yang akan turut menentukan pemenang.

Selanjutnya liga memasuki babak final, maka penilaian fakta lapangan dan rekomendasi  Tim verifikasi menjadi sangat menentukan,  peserta kompetisi dalam babak tahap ini di haruskan berkompetisi sekuat tenaga untuk mengumpulkan poin terbanyak dengan persilahkan mengungkapkan atau mem presentasikan kegiatannya dan  goal –goal keberadaan usulan yang telah dibuat, peserta desa lain lain dalam hal ini mendengar dan bebas membuat penileian dengan poin.

Poin ini dikumpulkan dan di rangking menjadi menenang dam liga kometisi ini dari urutan pertama dan selanjutnta dimulaidari yang mendapaikan nilai terbanyak dan terus berurutan kebawah dikombinasikan atau disesuaikan lansung dengan jumlah anggaran tahun 2010 yang telah disediakan untuk  kecamatan Sipahutar kurang lebih Rp 3 miliar tidak boleh lebih  dari anggaran  tersebut.

Dijelaskan  Aslina Siahaan’  kembali Bagi peserta  yang belum menang dalam liga kompetisi  jangan putus asa karna PNPM Mandiri Perdesaan akan menggelar kembali liga kompetisi Untuk Masyarakat Desa Miskin dan Tertinggal  Tahun depan dan di perkirakan berlanjut sampai Tahun 2014

Tujuan

semoga dengan di postingnya ini dapat menjadi acuan untuk kita mengadakan liga PNPM di desa kita agar kemajuan desa kita dapa berkembang dengan pesat.amien...

Jumat, 25 Februari 2011

Keluarga Pa Haji Yang Sakinah

Pa Haji, saya memanggilnya demikian, selain karena berpakaiian gamis dan memakai topi haji, pun karena Ibu dijok depan saya memanggil dengan sebutan Aa haji, ibu tersebut ternyata adalah istri beliau. Dan yang duduk dibelakang kemudi nampaknya seseorang yang merupakan saudara beliau, itu yang dapat saya tangkap, dari keakraban pa haji dengan supirnya tersebut. Isteri Pa haji, sebut saja ibu hajjah, duduk bersebelahan dengan kedua anaknya, si Aa dan sidede, si Aa merupakan putra beliau yang tertua, kuliah ditempat yang sama dengan adenya,sama-sama kuliah di UIN SYAHID, cuma beda Fakultas saja, Si aa difakultas tarbiyah, sidede di Psikologi.saya dan teman se fakultas sidede duduk di jok paling belakang. jadi kami semobil bertujuh.

Kami melakukan perjalanan dengan mobil daihatsu espass, dari UIN Syahid tangerang, dengan tujuan kekampung saya, Rungkang Brebes, kami memulai perjalanan sekitar jam 2 an dini hari. Saya berada dengan beliau- beliau ini, juga karena suatu hal, yang kalau diingat, membuat kami semua sedih, yakni dalam rangka mengantarkan jenazah salah seorang keluarga saya, sebut saja Alm FWP (semoga ALLAH SWT, mengampuni dosa-dosanya, menerangi kuburnya dengan cahaya-NYA) yang merupakan salah satu teman se fakultas dengan si dede.

Saya pribadi sangat terkesan sekali dengan keluarga ini. Dalam benak ku terfikir, alangkah mulianya keluarga pa haji ini, yang mau bersusah payah mengantar sampai kerumah duka di Rungkang Brebes, padahal bukan siapa- siapanya saya, maupun keluarga jenazah. Satu-satunya alasan yang bisa dimaklumi, mungkin karena putrinya itu adalah teman satu Fakultas dengan Almarhum. Bisa jadi.

Disepanjang perjalanan, tak henti-hentinya pa Haji dan isterinya ini bershalawat, kadang memutar kaset pengajian, kadang memutar kaset murotal, dan yang saya perhatikan belum sekalipun terlontar ucapan dengan nada mengeluh dalam perjalanan yang nampak tidak ada untuk kepentingan mereka tersebut.mereka melakukannya dengan ikhlas, niatnya untuk berta'jiyah. SubhanAlloh.

“Pa haji, sebelumnya saya ingin mengucapkan banyak terima kasih, atas kebaikan pa haji sekeluarga ikut mengantar jenazah saudara saya, dan diperkenankannya saya ikut dalam mobil pa haji”,di suatu kesempatan saya berbicara dengan pa haji.

“kami turut berbela sungkawa, dan ini sudah menjadi kebiasan saya dan keluarga, sesama saudara semuslim, memang harus demikian, apa lagi Almarhum adalah teman seFakultas putri saya”, beliau menjawab dengan santai, dan diiyakan oleh isteri dan kedua anaknya tersebut. Membuat saya semakin takjub dengan keluarga ini.

Memasuki daerah Eretan, indramayu, sekitar jam 5 an pagi, pa haji berkata sambil bercanda kepada keluarganya.” Aa, dede,... abah punya pacar disekitar eretan ini, rumahnya dekat pinggir jalan, mau apa tidak kalau kita mampir dulu? Sebentar saja.... mau ya?.”,tanya pa haji kepada kedua anaknya. “ wah... wah..., abah ternyata punya selingkuhan, boleh tuh, bah, pengen lihat”, tukas si aa, anaknya yang tertua. Percakapan tersebut tak ayal , membuatku terkejut, kebetulan memang saya tidak bisa tidur kalau diperjalanan apa lagi dalam suasana duka. Yang membuat saya heran ternyata bu Hajjah hanya senyum-senyum, saja. Keterkejutan saya tampaknya direspon oleh Bu hajah, “begini mas,” bu hajah coba menjelaskan.”Aa haji itu, emang suka bercanda, yang dimaksud pacarnya ialah nenek-nenek yang sudah renta, yang sudah tidak punya suami dan tinggal digubuk bersama anaknya, kalau Aa haji melintas ke Pantura, pasti Aa haji, sempatkan berkunjung kerumahnya, untuk sekedar ngasih ke nenek itu,” penjelasan bu hajah, membuat bergetar hati saya.

Setelah beberapa saat, setelah percakapan tersebut, pa haji meminta supirnya untuk menghentikan mobilnya.”ini rumahnya, abah turun sebentar, ya....,”. Kemudian beliau meminta uang pada istrinya, yang tujuannya adalah untuk diberikan kepada nenek yang beliau sebut sebagai pacarnya itu. Bu hajjah mengeluarkan beberapa lembar uang ratusan ribu kemudian memasukannya ke amplop kecil.
“nenek apa kabarnya? nek, ini ada uang sekedarnya untuk nenek,” pa haji memberikan uang yang telah teramplopi itu. Beliau meneruskan,” nek, kami mohon maaf tidak bisa berlama-lama disini, kami masih ada keperluan lagi, do'ain kami ya nek, biar lancar dalam perjalanan”, saya tidak bisa menahan haru yang kian menggebu, air mata tak terasa meleleh. SubhanAlloh.....,keluarga yang luar biasa,.. ( Ya, ALLAH,... anugerahi keluarga pa haji ini dengan keberkahan dari-MU, demikian juga keluarga saya, dan semua keluarga muslim yang lain. Amiiiin). Semoga true story ini jadi inspirasi bagi keluarga kita semua.amiiin.

Oleh : Swanto elbarbazy

Kamis, 24 Februari 2011

Surga Selatan

Siul srigunting sontak serentak
Sambut senyum simpul sang surya
Semburat sinarnya sipu-sipu sayu
Sebar segala segar
Sapa segenap semesta

Sekar seroja sunggingkan senyum
Semerbak selalu sejak sediakala
Sentuh sanubari santun
Sendu sambangi sehati sunyi
Sirna sudah segala susah

Semampai sang sri sepadu
Sejauh soca sinawang
Semilir sepoi-sepoi sibayu
Seperti sendratari serimpi
Serempak, sehati,serasi

Suara seruling satria sakti
Saling sahut, sesekali
Senendungkan syair-syair syahdu
Singkirkan segala sepi
Siratkan senang semua saudara

Sembah, serah, sujud, syukurku
Sanjungkan SANG (MAHA) SEMPURNA
selaksa segara
Segala surga
Segenap semesta



oleh: Swanto Shadiq elbarbazy

Rabu, 23 Februari 2011

crita setitik, pa kuwu wong linuih


Al-qur'an lan atine menungsa

Ning sijineng dina, adam takon karo bapane (pa kuwu), “ abah. kok, qur'an kudu diwaca ?, nyong heran, bah, padahal kan nyong ora ngerti artine ayat – ayat Qur'an, terus manfaate apa, ya?. Pa kuwu sebagai bapane adam, mesem kalem, ning jero atine seneng, anake enyong wis pinter lan kritis kaya bapane mbiyen lagi masih piyik.(critane ngalem dewek).
“ tong, abahe njaluk tulung, olih pa ora? Tulung jukutna kranjang cilik ning gudang mburi, ya!”. Adam bingunge ora eram, ning jero ati adam ngedumel,” bisane, abah ka, nyong takon soal Qur'an, malah dikongkon njukut kranjang cilik”, tapi sebagai anak sing mbakti ning wong tua, adam langsung ngerjakna apa sing dikongkon ding abahe.
“ Abah, kyeh kranjange, arep kanggo apa sih, bah? Kranjang wis buluk akeh awune, ngebul, kotor kaya kiye, ka”, adam ngomong karo rada sewot. Pa kuwu sebagai wong sing linuwih, arif bijaksana wis ngerti sifat anake.”Tong, kranjang kiye, kanggo ngangsu banyu, ning sumur, terus njaluk tulung diisi, ya, kolahe ben kebek”.
Adam tambah bingung,” abah, pribe sih!, masa kranjang arang-arang, kanggo ngangsu.” adam godeg-godeg ndase,” ana-ana bae kiye abahe nyong”.
“ ya wis dicoba bae,” jare pa kuwune.
Adam nurut bae, terus adam mlayu ning buri, ning sumur, kebeneran sumure cetek banyune soale lagi mangsa rendeng, tapi yong arane kranjang, ya angel yah, kanggo njukut banyu.

“kaya kiye ta nyong bati, mopo tok”. Adam mulai ngosog.
“Adam, wis kebek durung kolahe, abah pan adus kyeh,” pa kuwu gowokan.
“Abah, boro-boro kebek kolahe, kebeke ding kringete nyong, ya iya,” Adam nimpali.
Pa kuwu pesam- pesem, ngrokna omongane anake.
“ Tong, mene gyeh, abah pan ngomong, njaluk dirongokna ya,” pa kuwu sedakep tangane ( ben rada berwibawa kedelenge).
“kaya kiye, tong, mau koen takon karo abahe, kenang apa harus maca Qur'an, walopun ora ngerti artine, pada bae kaya kranjang kiye, coba setong kan, wis ndeleng kranjang sing gudang iki, maune kranjang iki buluk , akeh awune, kotor, ora pantes didelenge, saiki coba di deleng maning, kranjang iki, walopun kolahe ora kebek, tapi kranjange dadi bersih, apik maning,... ya pa ora? Ari wis apik maning ta, kanggo ndalah apa bae gen bisa, kanggo wadah beras ya bisa, kanggo wadah buah-buahan ya bisa, ya kan?” Adam mlongo bae ngrokna pitutur abahe.” pada bae, kaya Qur'an, sipate kaya banyu sumur, bisa mbresihna sing jero, terutama jero ati, kranjang kue ibarate kaya atine menungsa, lamon wis bresih bisa kanggo ndokon apa bae, terutama ndokon ilmu agama, koen kan mau ora ngerti, kanggo apa kranjang kok, go ngangsu, nah saiki wis paham ora tong?,” pa kuwu mungkasi pidatone ning anake. Adam manggut-manggut, mungkin tandane ngarti omongane abahe. “Oo dadi kaya kue, abahe nyong ternyata pinter, ya”. Dialem ding anake, pa kuwu cungure plembang – plembung. Muga -muga crita kiye ana manfaate ya... sedulur kabeh....amiiin.

Tips beternak Jangkrik

Dewasa ini pada masa krisis ekonomi di Indonesia, budidaya jangkrik (Liogryllus Bimaculatus) sangat gencar, begitu juga dengan seminar-seminar yang diadakan dibanyak kota. Kegiatan ini banyak dilakukan mengingat waktu yang dibutuhkan untuk produksi telur yang akan diperdagangkan hanya memerlukan waktu ± 2-4 minggu. Sedangkan untuk produksi jangkrik untuk pakan ikan dan burung maupun untuk diambil tepungnya, hanya memerlukan 2-3 bulan.


Jangkrik betina mempunyai siklus hidup ± 3 bulan, sedangkan jantan kurang dari 3 bulan. Dalam siklus hidupnya jangkrik betina mampu memproduksi lebih dari 500 butir telur.

Penyebaran jangkrik di Indonesia adalah merata, namun untuk kota-kota besar yang banyak penggemar burung dan ikan, pada awalnya sangat tergantung untuk mengkonsumsi jangkrik yang berasal dari alam, lama kelamaan dengan berkurangnya jangkrik yang ditangkap dari alam maka mulailah dicoba untuk membudidayakan jangkrik alam dengan diternakkan secara intensif dan usaha ini banyak dilakukan dikota-kota dipulau jawa.



Telah diutarakan didepan bahwa untuk sementara ini, sentra peternakan jangkrik adalah dikota-kota besar dipulau jawa karena kebutuhan dari jangkrik sangat banyak. Sedangkan diluar pulau jawa sementara ini masih banyak didapatkan dari alam, sehingga belum banyak peternakan-peternakan jangkrik.

Ada lebih dari 100 jenis jangkrik yang terdapat di Indonesia. Jenis yang banyak dibudidayakan pada saat ini adalah Gryllus Mitratus dan Gryllus testaclus, untuk pakan ikan dan burung. Kedua jenis ini dapat dibedakan dari bentuk tubuhnya, dimana Gryllus Mitratus wipositor-nya lebih pendek disamping itu Gryllus Mitratus mempunyai garis putih pada pinggir sayap punggung, serta penampilannya yang tenang.

Jangkrik segar yang sudah diketahui baik untuk pakan burung berkicau seperti poksay, kacer dan hwambie serta untuk pakan ikan, baik juga untuk pertumbuhan udang dan lele dalam bentuk tepung.

LOKASI
1. Lokasi budidaya harus tenang, teduh dan mendapat sirkulasi udara yang baik.
2. Lokasi jauh dari sumber-sumber kebisingan seperti pasar, jalan raya dan lain sebagainya.
3. Tidak terkena sinar matahari secara langsung atau berlebihan.

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

Menurut Farry, 1999, ternak jangkrik merupakan jenis usaha yang jika tidak direncanakan dengan matang, akan sangat merugikan usaha. Ada beberapa tahap yang perlu dilakukan dalam merencanakan usaha ternak jangkrik, yaitu penyusunan jadwal kegiatan, menentukan struktur organisasi, menentukan spesifikasi pekerjaan, menetapkan fasilitas fisik, merencanakan metoda pendekatan pasar, menyiapkan anggaran, mencari sumber dana dan melaksanakan usaha ternak jangkrik.

1. Penyiapan Sarana dan Peralatan

Karena jangkrik biasa melakukan kegiatan diwaktu malam hari, maka kandang jangkrik jangan diletakkan dibawah sinar matahari, jadi letakkan ditempat yang teduh dan gelap. Sebaiknya dihindarkan dari lalu lalang orang lewat terlebih lagi untuk kandang peneluran. Untuk menjaga kondisi kandang yang mendekati habitatnya, maka dinding kandang diolesi dengan lumpur sawah dan diberikan daun-daun kering seperti daun pisang, daun timbul, daun sukun dan daun-daun lainnya untuk tempat persembunyian disamping untuk menghindari dari sifat kanibalisme dari jangkrik. Dinding atas kandang bagian dalam sebaiknya dilapisi lakban keliling agar jangkrik tidak merayap naik sampai keluar kandang. Disalah satu sisi dinding kandang dibuat lubang yang ditutup kasa untuk memberikan sirkulasi udara yang baik dan untuk menjaga kelembapan kandang. Untuk ukuran kotak pemeliharaan jangkrik, tidak ada ukuran yang baku. Yang penting sesuai dengan kebutuhan untuk jumlah populasi jangkrik tiap kandang. 

Menurut hasil pemantauan dilapangan dan pengalaman. peternak, bentuk kandang biasanya berbentuk persegi panjang dengan ketinggian 30-50 cm, lebar 60-100 cm sedangkan panjangnya 120-200 cm. Kotak (kandang) dapat dibuat dari kayu dengan rangka kaso, namun untuk mengirit biaya, maka dinding kandang dapat dibuat dari triplek. Kandang biasanya dibuat bersusun, dan kandang paling bawah mempunyai minimal empat kaki penyangga. Untuk menghindari gangguan binatang seperti semut, tikus, cecak dan serangga lainnya, maka keempat kaki kandang dialasi mangkuk yang berisi air, minyak tanah atau juga vaseline (gemuk) yang dilumurkan ditiap kaki penyangga. 

2. Pembibitan 
1. 1) Pemilihan Bibit dan Calon Induk
Bibit yang diperlukan untuk dibesarkan haruslah yang sehat, tidak sakit, tidak cacat (sungut atau kaki patah) dan umurnya sekitar 10-20 hari. Calon induk jangkrik yang baik adalah jangkrik-jangkrik yang berasal dari tangkapan alam bebas, karena biasanya memiliki ketahanan tubuh yang lebih baik. Kalaupun induk betina tidak dapat dari hasil tangkapan alam bebas, maka induk dapat dibeli dari peternakan. Sedangkan induk jantan diusahakan dari alam bebas, karena lebih agresif. 
Adapun ciri-ciri indukan, induk betina, dan induk jantan yang adalah sebagai berikut:

a. Indukan:
 sungutnya (antena) masih panjang dan lengkap.§
 kedua kaki belakangnya masih lengkap.§
 bisa melompat dengan tangkas, gesit dan kelihatan sehat.§
 badan dan bulu jangkrik berwarna hitam mengkilap.§
 pilihlah induk yang besar.§
 dangan memilih jangkrik yang mengeluarkan zat cair dari mulut dan duburnya apabila dipegang.§

b. Induk jantan:
 selalu mengeluarkan suara mengerik.§
 permukaan sayap atau punggung kasar dan bergelombang.§
 tidak mempunyai ovipositor di ekor.§
 Induk betina:§
 tidak mengerik.§
 permukaan punggung atau sayap halus.§
 ada ovipositor dibawah ekor untuk mengeluarkan telur.§ 

2. Perawatan Bibit dan Calon Induk 
Perawatan jangkrik yang sudah dikeluarkan dari kotak penetasan berumur 10 hari harus benar-benar diperhatikan dan dikontrol makanannya, karena pertumbuhannya sangat pesat. Sehingga kalau makanannya kurang, maka anakan jangkrik akan menjadi kanibal memakan anakan yang lemah. Selain itu perlu juga dikontrol kelembapan udara serta binatang pengganggu, yaitu, semut, tikus, cicak, kecoa dan laba-laba. Untuk mengurangi sifat kanibal dari jangkrik, maka makanan jangan sampai kurang. Makanan yang biasa diberikan antara lain ubi, singkong, sayuran dan dedaunan serta diberikan bergantian setiap hari. 

3. Sistem Pemuliabiakan 
Sampai saat ini pembiakan Jangkrik yang dikenal adalah dengan mengawinkan induk jantan dan induk betina, sedangkan untuk bertelur ada yang alami dan ada juga dengan cara caesar. Namun risiko dengan cara caesar induk betinanya besar kemungkinannya mati dan telur yang diperoleh tidak merata tuanya sehingga daya tetasnya rendah. 

4. Reproduksi dan Perkawinan 
Induk dapat memproduksi telur yang daya tetasnya tinggi ± 80-90 % apabila diberikan makanan yang bergizi tinggi. Setiap peternak mempunyai ramuan-ramuan yang khusus diberikan pada induk jangkrik antara lain: bekatul jagung, ketan item, tepung ikan, kuning telur bebek, kalk dan kadang-kadang ditambah dengan vitamin. 
Disamping itu suasana kandang harus mirip dengan habitat alam bebas, dinding kandang diolesi tanah liat, semen putih dan lem kayu, dan diberi daun-daunan kering seperti daun pisang, daun jati, daun tebu dan serutan kayu. 

Jangkrik biasanya meletakkan telurnya dipasir atau tanah. Jadi didalam kandang khusus peneluran disiapkan media pasir yang dimasukkan dipiring kecil. Perbandingan antara betina dan jantan 10 : 2, agar didapat telur yang daya tetasnya tinggi. Apabila jangkrik sudah selesai bertelur sekitar 5 hari, maka telur dipisahkan dari induknya agar tidak dimakan induknya kemudian kandang bagiab dalam disemprot dengan larutan antibiotik (cotrymoxale).Selain peneluran secara alami, dapat juga dilakukan peneluran secara caesar. Akan tetapi kekurangannya ialah telur tidak merata matangnya (daya tetas). 

5. Proses kelahiran 
Sebelum penetasan telur sebaiknya terlebih dahulu disiapkan kandang yang permukaan dalam kandang dilapisi dengan pasir, sekam atau handuk yang lembut. Dalam satu kandang cukup dimasukkan 1-2 sendok teh telur dimana satu sendok teh telur diperkirakan berkisar antara 1.500-2.000 butir telur. Selama proses ini berlangsung warna telur akan berubah warna dari bening sampai kelihatan keruh. Kelembaban telur harus dijaga dengan menyemprot telur setiap hari dan telur harus dibulak-balik agar jangan sampai berjamur. Telur akan menetas merata sekitar 4-6 hari. 

3. Pemeliharaan 
1. Sanitasi dan Tindakan Preventif
Seperti telah dijelaskan diatas bahwa dalam pengelolaan peternakan jangkrik ini sanitasi merupakan masalah yang sangat penting. Untuk menghindari adanya zat-zat atau racun yang terdapat pada bahan kandang, maka sebelum jangkrik dimasukkan kedalam kandang, ada baiknya kandang dibersihkan terlebih dahulu dan diolesi lumpur sawah. Untuk mencegah gangguan hama, maka kandang diberi kaki dan setiap kaki masing-masing dimasukkan kedalam kaleng yang berisi air.

2. Pengontrolan Penyakit
Untuk pembesaran jangkrikn dipilih jangkrik yang sehat dan dipisahkan dari yang sakit. Pakan ternak harus dijaga agar jangan sampai ada yang berjamur karena dapat menjadi sarang penyakit. Kandang dijaga agar tetap lembab tetapi tidak basah, karena kandang yang basah juga dapat menyebabkan timbulnya penyakit.

3. Perawatan Ternak
Perawatan jangkrik disamping kondisi kandang yang harus diusahakan sama dengan habitat aslinya, yaitu lembab dan gelap, maka yang tidak kalah pentingnya adalah gizi yang cukup agar tidak saling makan (kanibal). 

4. Pemberian Pakan
Anakan umur 1-10 hari diberikan Voor (makanan ayam) yang dibuat darikacang kedelai, beras merah dan jagung kering yang dihaluskan. Setelah vase ini, anakan dapat mulai diberi pakan sayur-sayuran disamping jagung muda dan gambas. Sedangkan untuk jangkrik yang sedang dijodohkan, diberi pakan antara lain : sawi, wortel, jagung muda, kacang tanah, daun singkong serta ketimun karena kandungan airnya tinggi. Bahkan ada juga yang menambah pakan untuk ternak yang dijodohkan anatar lain : bekatul jagung, tepung ikan, ketan hitam, kuning telur bebek, kalk dan beberapa vitamin yang dihaluskan dan dicampur menjadi satu.

5. Pemeliharaan Kandang
Air dalam kaleng yang terdapat dikaki kandang, diganti setiap 2 hari sekali dan kelembapan kandang harus diperhatikan serta diusahakan agar bahaya jangan sampai masuk kedalam kandang. 

6. HAMA DAN PENYAKIT
1. Penyakit, Hama dan Penyebabnya 
Sampai sekarang belum ditemukan penyakit yang serius menyerang jangkrik. Biasanya penyakit itu timbul karena jamur yang menempel di daun. Sedangkan hama yang sering mengganggu jangkrik adalah semut atau serangga kecil, tikus, cicak, katak dan ular.

2. Pencegahan Serangan Hama dan Penyakit
Untuk menghindari infeksi oleh jamur, maka makanan dan daun tempat berlindung yang tercemar jamur harus dibuang. Hama pengganggu jangkrik dapat diatasi dengan membuat dengan membuat kaleng yang berisi air, minyak tanah atau mengoleskan gemuk pada kaki kandang.

3. Pemberian Vaksinasi dan Obat
Untuk saat ini karena hama dan penyakit dapat diatasi secara prefentif, maka penyakit jangkrik dapat ditekan seminimum mungkin. Jadi pemberian obat dan vaksinasi tidak diperlukan.

7. PANEN
1. Hasil Utama
Peternak jangkrik dapat memperoleh 2 (dua) hasil utama yang nilai ekonomisnya sama besar, yaitu: telur yang dapat dijual untuk peternak lainnya dan jangkrik dewasa untuk pakan burung dan ikan serta untuk tepung jangkrik.

2. Penangkapan
Telur yang sudah diletakkan oleh induknya pada media pasir atau tanah, disaring dan ditempatkan pada media kain yang basah. Untuk setiap lipatan kain basah dapat ditempatkan 1 sendok teh telur yang kemudian untuk diperjual belikan. Sedangkan untuk jangkrik dewasa umur 40-55 hari atau 55-70 hari dimana tubuhnya baru mulai tumbuh sayap, ditangkap dengan menggunakan tangan dan dimasukkan ketempat penampungan untuk dijual.

Budidaya Burung Puyuh ( Coturnix-coturnix Japonica )

1.    SEJARAH SINGKAT
     Puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang, ukuran tubuh relatif kecil, berkaki pendek dan dapat diadu. Burung puyuh disebut juga Gemak (Bhs. Jawa-Indonesia). Bahasa asingnya disebut “Quail”, merupakan bangsa burung (liar) yang pertama kali diternakan di Amerika Serikat, tahun 1870. Dan terus dikembangkan ke penjuru dunia. Sedangkan di Indonesia puyuh mulai dikenal, dan diternak semenjak akhir tahun 1979. Kini mulai bermunculan di kandangkandang ternak yang ada di Indonesia.

2.    SENTRA PETERNAKAN
     Sentra Peternakan burung puyuh banyak terdapat di Sumatera, Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah

3.    J E N I S
     kelas    : Aves (Bangsa Burung)
Ordo     : Galiformes
Sub Ordo     : Phasianoidae
Famili     : Phasianidae
Sub Famili     : Phasianinae
Genus    : Coturnix
Species    : Coturnix-coturnix Japonica


4.    MANFAAT
     1)    Telur dan dagingnya mempunyai nilai gizi dan rasa yang lezat
2)    Bulunya sebagai bahan aneka kerajinan atau perabot rumah tangga lainnya
3)    Kotorannya sebagai pupuk kandang ataupun kompos yang baik dapat digunakan sebagai pupuk tanaman

5.    PERSYARATAN LOKASI
     1)    Lokasi jauh dari keramaian dan pemukiman penduduk
2)    Lokasi mempunyai strategi transportasi, terutama jalur sapronak dan jalur-jalur pemasaran
3)    Lokasi terpilih bebas dari wabah penyakit
4)    Bukan merupakan daerah sering banjir
5)    Merupakan daerah yang selalu mendapatkan sirkulasi udara yang baik.

6.    PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
     Sebelum usaha beternak dimulai, seorang peternak wajib memahami 3 (tiga) unsur produksi yaitu: manajemen (pengelolaan usaha peternakan), breeding (pembibitan) dan feeding (makanan ternak/pakan) 
6.1.    Penyiapan Sarana dan Peralatan
1.    Perkandangan
Dalam sistem perkandangan yang perlu diperhatikan adalah temperatur kandang yang ideal atau normal berkisar 20-25 derajat C; kelembaban kandang berkisar 30-80%; penerangan kandang pada siang hari cukup 25- 40 watt, sedangkan malam hari 40-60 watt (hal ini berlaku untuk cuaca mendung/musim hujan). Tata letak kandang sebaiknya diatur agar sinar matahari pagi dapat masuk kedalam kandang.

Model kandang puyuh ada 2 (dua) macam yang biasa diterapkan yaitu sistem litter (lantai sekam) dan sistem sangkar (batere). Ukuran kandang untuk 1 m2 dapat diisi 90-100 ekor anak puyuh, selanjuntnya menjadi 60 ekor untuk umur 10 hari sampai lepas masa anakan. Terakhir menjadi 40 ekor/m2 sampai masa bertelur.

Adapun kandang yang biasa digunakan dalam budidaya burung puyuh adalah:
a.    Kandang untuk induk pembibitan
Kandang ini berpegaruh langsung terhadap produktifitas dan kemampuan menghasilkan telur yang berkualitas. Besar atau ukuran kandang yang akan digunakan harus sesuai dengan jumlah puyuh yang akan dipelihara. Idealnya satu ekor puyuh dewasamembutuhkan luas kandang 200 m2.
b.    Kandang untuk induk petelur
Kandang ini berfungsi sebagai kandang untuk induk pembibit. Kandang ini mempunyai bentuk, ukuran, dan keperluan peralatan yang sama. Kepadatan kandang lebih besar tetapi bisa juga sama.
c.    Kandang untuk anak puyuh/umur stater(kandang indukan)
Kandang ini merupakan kandang bagi anak puyuh pada umur starter, yaitu mulai umur satu hari sampai dengan dua sampai tiga minggu. Kandang ini berfungsi untuk menjaga agar anak puyuh yang masih memerlukan pemanasan itu tetap terlindung dan mendapat panas yang sesuai dengan kebutuhan. Kandang ini perlu dilengkapi alat pemanas.
Biasanya ukuran yang sering digunakan adalah lebar 100 cm, panjang 100 cm, tinggi 40 cm, dan tinggi kaki 50 cm. (cukup memuat 90-100 ekor anak puyuh).
d.    Kandang untuk puyuh umur grower (3-6 minggu) dan layer (lebih dari 6 minggu)
Bentuk, ukuran maupun peralatannya sama dengan kandang untuk induk petelur. Alas kandang biasanya berupa kawat ram.
2.    
3.    Peralatan
Perlengkapan kandang berupa tempat makan, tempat minum, tempat bertelur dan tempat obat-obatan. 

6.2.    Peyiapan Bibit
Yang perlu diperhatikan oleh peternak sebelum memulai usahanya, adalah memahami 3 (tiga) unsur produksi usaha perternakan yaitu bibit/pembibitan, pakan (ransum) dan pengelolaan usaha peternakan.

Pemilihan bibit burung puyuh disesuaikan dengan tujuan pemeliharaan, ada 3 (tiga) macam tujuan pemeliharaan burung puyuh, yaitu:
a.    Untuk produksi telur konsumsi, dipilih bibit puyuh jenis ketam betina yang sehat atau bebas dari kerier penyakit.
b.    Untuk produksi daging puyuh, dipilih bibit puyuh jantan dan puyuh petelur afkiran.
c.    Untuk pembibitan atau produksi telur tetas, dipilih bibit puyuh betina yang baik produksi telurnya dan puyuh jantan yang sehat yang siap membuahi puyuh betina agar dapat menjamin telur tetas yang baik. 

6.3.    Pemeliharaan
1.    Sanitasi dan Tindakan Preventif
Untuk menjaga timbulnya penyakit pada pemeliharaan puyuh kebersihan lingkungan kandang dan vaksinasi terhadap puyuh perlu dilakukan sedini mungkin.
2.    Pengontrolan Penyakit
Pengontrolan penyakit dilakukan setiap saat dan apabila ada tanda-tanda yang kurang sehat terhadap puyuh harus segera dilakukan pengobatan sesuai dengan petunjuk dokter hewan atau dinas peternakan setempat atau petunjuk dari Poultry Shoup.
3.    Pemberian Pakan
Ransum (pakan) yang dapat diberikan untuk puyuh terdiri dari beberapa bentuk, yaitu: bentuk pallet, remah-remah dan tepung. Karena puyuh yang suka usil memtuk temannya akan mempunyai kesibukan dengan mematuk-matuk pakannya. Pemberian ransum puyuh anakan diberikan 2 (dua) kali sehari pagi dan siang. Sedangkan puyuh remaja/dewasa diberikan ransum hanya satu kali sehari yaitu di pagi hari. Untuk pemberian minum pada anak puyuh pada bibitan terus-menerus.
4.    Pemberian Vaksinasi dan Obat
Pada umur 4-7 hari puyuh di vaksinasi dengan dosis separo dari dosis untuk ayam. Vaksin dapat diberikan melalui tetes mata (intra okuler) atau air minum (peroral). Pemberian obat segera dilakukan apabila puyuh terlihat gejala-gejala sakit dengan meminta bantuan petunjuk dari PPL setempat ataupun dari toko peternakan (Poultry Shoup), yang ada di dekat Anda beternak puyuh. 


7.    HAMA DAN PENYAKIT
     7.1.    Penyakit
1.    Radang usus (Quail enteritis)
Penyebab: bakteri anerobik yang membentuk spora dan menyerang usus, sehingga timbul peradangan pada usus.
Gejala: puyuh tampak lesu, mata tertutup, bulu kelihatan kusam, kotoran berk yang membentuk spora dan menyerang usus, sehingga timbul peradangan pada usus.
Gejala: puyuh tampak lesu, mata tertutup, bulu kelihatan kusam, kotoran berair dan mengandung asam urat.
Pengendalian: memperbaiki tata laksana pemeliharaan, serta memisashkan burung puyuh yang sehat dari yang telah terinfeksi. 
2.    Tetelo (NCD/New Casstle Diseae)
Gejala: puyuh sulit bernafas, batuk-batuk, bersin, timbul bunyi ngorok, lesu, mata ngantuk, sayap terkulasi, kadang berdarah, tinja encer kehijauan yang spesifik adanya gejala “tortikolis”yaitu kepala memutar-mutar tidak menentu dan lumpuh.
Pengendalian: (1) menjaga kebersihan lingkungan dan peralatan yang tercemar virus, binatang vektor penyakit tetelo, ayam yang mati segera dibakar/dibuang; (2) pisahkan ayam yang sakit, mencegah tamu masuk areal peternakan tanpa baju yang mensucihamakan/ steril serta melakukan vaksinasi NCD. Sampai sekarang belum ada obatnya.
3.    Berak putih (Pullorum)
Penyebab: Kuman Salmonella pullorum dan merupakan penyakit menular.
Gejala: kotoran berwarna putih, nafsu makan hilang, sesak nafas, bulu-bulu mengerut dan sayap lemah menggantung.
Pengendalian: sama dengan pengendalian penyakit tetelo.
4.    Berak darah (Coccidiosis)
Gejala: tinja berdarah dan mencret, nafsu makan kurang, sayap terkulasi, bulu kusam menggigil kedinginan.
Pengendalian: (1) menjaga kebersihan lingkungaan, menjaga litter tetap kering; (2) dengan Tetra Chloine Capsule diberikan melalui mulut; Noxal, Trisula Zuco tablet dilarutkan dalam air minum atau sulfaqui moxaline, amprolium, cxaldayocox
5.    Cacar Unggas (Fowl Pox)
Penyebab: Poxvirus, menyerang bangsa unggas dari semua umur dan jenis kelamin.
Gejala: imbulnya keropeng-keropeng pada kulit yang tidak berbulu, seperti pial, kaki, mulut dan farink yang apabila dilepaskan akan
mengeluarkan darah.
Pengendalian: vaksin dipteria dan mengisolasi kandang atau puyuh yang terinfksi.
6.    Quail Bronchitis
Penyebab: Quail bronchitis virus (adenovirus) yang bersifat sangat menular.
Gejala: puyuh kelihatan lesu, bulu kusam, gemetar, sulit bernafas, batuk dan bersi, mata dan hidung kadang-kadang mengeluarkan lendir serta kadangkala kepala dan leher agak terpuntir.
Pengendalian: pemberian pakan yang bergizi dengan sanitasi yang memadai.
7.    Aspergillosis
Penyebab: cendawan Aspergillus fumigatus.
Gejala: Puyuh mengalami gangguan pernafasan, mata terbentuk lapisan putih menyerupai keju, mengantuk, nafsu makan berkurang. 
Pengendalian: memperbaiki sanitasi kandang dan lingkungan sekitarnya.
8.    Cacingan
Penyebab: sanitasi yang buruk.
Gejala: puyuh tampak kurus, lesu dan lemah.
Pengendalian: menjaga kebersihan kandang dan pemberian pakan yang terjaga kebersihannya.


8.    P A N E N
     8.1.    Hasil Utama
Pada usaha pemeliharaan puyuh petelur, yang menjadi hasil utamanya adalah produksi telurnya yang dipanen setiap hari selama masa produksi berlangsung.
8.2.    Hasil Tambahan
Sedangkan yang merupakan hasil tambahan antara lain berupa daging afkiran, tinja dan bulu puyuh.

9.    PASCA PANEN
     ---
10.    ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN
     10.1.    Analisis Usaha Budidaya

1) Investasi
a.    kandang ukuran 9 x 0,6 x 1,9 m
(1 jalur + tempat makan dan minum)     
Rp. 2.320.000,- 
b.    kandang besar     Rp. 1.450.000,-

2) Biaya pemeliharaan (untuk umur 0-2 bulan)
a.    ay Old Quail (DOQ) x Rp 798 (Harga DOQ)     Rp. 1.596.000,-
b.    Obat (Vitamin + Vaksin)     Rp. 145.000,-
c.    Pakan (selama 60 hari) 
Jumlah biaya produksi 
Keadaan puyuh:
-    Jumlah anak 2000 ekor (jantan dan betina)
-    Resiko mati 5%, sisa 1900
-    Resiko kelamin 15% jantan, 85% betina (285 jantan, 1615 betina)
-    Setelah 2 bulan harga puyuh bibit Rp 3.625,- betina dan Rp 725 jantan
-    Penjualan puyuh bibit umur 2 bulan 
Minus     Rp. 2.981.200,-
Rp. 4.722.200,-




Rp. 4.408.000,-
Rp. -314.200,-

3) Biaya pemeliharaan (0-4 bulan)
-    200 DOQ x Rp 798,-     Rp. 159.600,-
-    Obat (vitamin dan Vaksinasi)     Rp. 290.000,- 
-    Pakan (sampai dengan umur 3 minggu)     Rp. 2.459.925,- 
     Pakan (s/d minggu ke 4) betina 1615 ekor dan 71 ekor jantan (25% jantan layak bibit)     Rp. 5.264.051,-
     Jumlah biaya produksi     Rp. 8.173.576,-

Keadaan puyuh:
-    Mulai umur 1,5 bulan puyuh bertelur setiap hari rata-rata 85%, jumlah telur 1373 butir    
-    Hasil telur 75 hari x 1373 x Rp 75,-     Rp. 7.723.125,-
-    Puyuh betina bibit 1615 ekor @ Rp 3.625,-     Rp. 5.854.375,-
-    Puyuh jantan bibit 75 ekor @ Rp 798,-     Rp. 59.850,-
-    Puyuh jantan afkiran 214 ekor @ Rp 725,-     Rp. 155.150,-

4)    Keuntungan dari hasil penjualan    Rp. 5.618.924,-

5) Biaya pemeliharaan (sampai umur 8 bulan)
a.    Biaya untuk umur 4-8 bulan    Rp. 1.625.137,-

6) Pendapatan
a.    Hasil telur (0,5 bulan) 195 x 1373 x Rp 75,-     Rp. 20.080.125,-
b.    Hasil puyuh afkir 1615 ekor @ Rp 798,-     Rp. 1.288.770,-
c.    Hasil jantan afkir 71 ekor @ Rp 725,-     Rp. 51.475,-
d.    Hasil jantan afkir (2 bln) 214 ekor @ Rp 725,-     Rp. 155.150,-

7)    Keuntungan beternak puyuh petelur dan afkiran jual    Rp. 10.950.113,-

Jadi peternak lebih banyak menjumlah keuntungan bila beternak puyuh petelur, baru kemudian puyuh afkirannya di jual daripada menjual puyuh bibit. Analisa usaha dihitung berdasarkan harga-harga yang berlaku pada tahun 1999.
10.2.    Gambaran Peluang Agribisnis